PentingnyaKedisiplinan Siswa Dalam Belajar. Siswa yang memiliki cita-cita atau tujuan di masa depan akan terlihat dalam kebiasaan dan kepribadian kesehariannya khususnya di sekolah, dimana siswa berada dalam lingkungan pendidikan. Jika tampak siswa suka membaca artinya dirinya lagi mengasah kemampuan dirinya dalam mengembangkan wawasan. DutaDisiplin Sekolah : Upaya Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Melalui Partisipasi Aktif Siswa. Berdasarkan hasil rapot mutu tentang 8 SNP menunjukkan bahwa SMK Koperasi Yogyakarta masih memiliki nilai yang masih rendah pada Standar Kompetensi Lulusan khususnya pada kompetensi sikap kedisiplinan. DownloadCitation | PEMBINAAN SIKAP SOSIAL SISWA MELALUI PERATURAN SEKOLAH (Studi Kasus di Salah Satu SMK Negeri Kabupaten Subang) | Ketertiban peserta didik di salah satu SMK Negeri di Subang Contohpembinaan sikap disiplin siswa di SMK adalah sebagai berikut. Siswa tidak diizinkan masuk kelas jika terlambat, Siswa diberikan pengurangan nilai jika terlambat menyerahkan tugas. Penjelasan: Pembinaan disiplin merupakan salah satu langkah untuk menanamkan sikap disiplin ke dalam diri seseorang. 13 Tujuan. Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ditunjukan untuk membentuk agar memiliki proposional kerja antara lain : 1. Meningkatkan, memperluas dan menetapkan keterampilan sekaligus membentuk kemampuan peserta Didik sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan program keahlian dan disiplin ilmunya. 2. Salahsatu budaya di Indonesia adalah minimnya budaya disiplin.1Padahal disiplin itu merupakan aspek yang nilai moral".5Orang yang mempunyai sikap disiplin maka mempunyai keteraturan "Pengaruh Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMK PGRI 4 Ngawi Tahun Pelajaran 2009/2010", Media Prestasi, 3 (2010), . PEMBINAAN SIKAP SOSIAL SISWA MELALUI PERATURAN SEKOLAH Studi Kasus di Salah Satu SMK Negeri Kabupaten SubangPEMBINAAN SIKAP SOSIAL SISWA MELALUI PERATURAN SEKOLAH Studi Kasus di Salah Satu SMK Negeri Kabupaten SubangKetertiban peserta didik di salah satu SMK Negeri di Subang begitu baik, peraturan yang ada tidak begitu tegas, namun peserta didik sudah dapat menunjukan sikap sosial yang baik. Maka peneliti tertarik mencari tahu peran peraturan sekolah dalam membina sikap sosial peserta didik. Tujuan untuk mendeskripsikan strategi sekolah dalam membina sikap sosial siswa. Metode penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan wawancara. Responden sebanyak 12 orang dengan teknik purposive sampling dan teknik pengolahan data dengan cara redukasi data, display data, verifikasi data. Hasil penelitian menunjukan dalam membuat peraturan sekolah menggunakan sistem demokrasi dan melibatkan peserta didik, serta diterapkannya reward dan punishment kepada peserta didik Salah satu contoh pembinaan sikap disiplin siswa di SMK adalah? berlatih dalam kegiatan upacara mengikuti kegiatan ekstrakurikuler menerapkan perilaku tepat waktu dalam setiap kegiatan masuk kelas tidak tepat waktu Semua jawaban benar Jawaban yang benar adalah C. menerapkan perilaku tepat waktu dalam setiap kegiatan. Dilansir dari Ensiklopedia, salah satu contoh pembinaan sikap disiplin siswa di smk adalah menerapkan perilaku tepat waktu dalam setiap kegiatan. Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. berlatih dalam kegiatan upacara adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. Menurut saya jawaban B. mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. Menurut saya jawaban C. menerapkan perilaku tepat waktu dalam setiap kegiatan adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. Menurut saya jawaban D. masuk kelas tidak tepat waktu adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. Menurut saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah C. menerapkan perilaku tepat waktu dalam setiap kegiatan. Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah. This purpose of research to see about discipline student coaching by the team of Gerakan Disiplin Sekolah in SMK Negeri 1 Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. The population of the research was 899 students taken from the population using The Simple Random Sampling Technique. The total number of samples for this research was 90. The research uses the description of the quantitative method. The research instrument was a questionnaire in the form Likert Scale which five choices of answer that have been tested for validity and reliability by using application SPSS version. The based on the research 1 discipline student coaching from giving an example by team GDS to the student is in a good enough category 2 discipline student coaching from giving punishment by team GDS to the student is in a good enough category 3 discipline student coaching from giving motivation by team GDS to the student is in a good enough category 4 discipline student coaching from supervision by team GDS to student is in a good enough category. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Featured Research 12 SCHOULID Indonesian Journal of School Counseling 2020, 51 12-18 ISSN Print 2548-3234 ISSN Electronic 2548-3226 Open Access Journal Pembinaan Disiplin Siswa Pada Sekolah Menengah Kejuruan Vikran Maulana, Nellitawati Nellitawati* Universitas Negeri Padang * Correspondence e-mail nellitawati Abstract This purpose of research to see about discipline student coaching by the team of Gerakan Disiplin Sekolah in SMK Negeri 1 Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. The population of the research was 899 students taken from the population using The Simple Random Sampling Technique. The total number of samples for this research was 90. The research uses the description of the quantitative method. The research instrument was a questionnaire in the form Likert Scale which five choices of answer that have been tested for validity and reliability by using application SPSS version. The based on the research 1 discipline student coaching from giving an example by team GDS to the student is in a good enough category 2 discipline student coaching from giving punishment by team GDS to the student is in a good enough category 3 discipline student coaching from giving motivation by team GDS to the student is in a good enough category 4 discipline student coaching from supervision by team GDS to student is in a good enough category. Keywords Discipline, student, GDS team Article History Received on 29/02/2020; Revised on 11/03/2020; Accepted on 14/04/2020; Published Online 31/05/2020. This is an open access article distributed under the Creative Commons Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. ©2020 by author. PENDAHULUAN Sebuah pendidikan merupakan suatu hal yang tentunya menjadi sebuah hal prioritas dan sangat penting dan tentunya tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Pembangunan pendidikan sendiri tentunya sangat dibutuhkan dan diperlukan diantaranya untuk bisa membangun karakter yang tentunya berkualitas dan bisa bersaing serta meningkatkan kemampuan dan juga bentuk keterampilan Yulianto, 2017. Salah satu dari yang mendukung baik dan maksimalnya sebuah proses pendidikan adalah melalui adanya peningkatan kedisiplinan siswa di sekolah. Setiap sekolah sangatlah penting untuk tetap bisa dapat melakukan sebuah proses pembinaan disiplin siswa disekolah, demi mencapai tujuan pendidikan yang dicapai. Begitu juga yang terlihat disalah satu sekolah menengah kejuruan yang ada di Kabupaten Padang Pariaman, yaitu di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sintuk Toboh Gadang. Sudah menjadi suatu hal yang umum jika peningkatan disiplin peserta didik disekolah tidak mampu dan tidak bisa tercapai begitu saja tanpa adanya sebuah pembinaan, dengan hal demikian jika disiplin siswa di suatu sekolah belum terjalankan dengan maksimal, maka hal tersebut dapat dikategorikan salah satu ciri atau indikasi bahwasannya pelaksanaan dalam proses pembinaan disiplin yang ada di suatu sekolah belum berjalan dengan semestinya. Maulana, V & Nellitawati, N 13 SCHOULID Indonesian Journal of School Counseling Open Access Journal Salah satu yang menjadi ciri utama dari berhasilnya dan berjalannya pembinaan disiplin di suatu sekolah adalah semakin berkurangnya jumlah siswa yang melanggar segala bentuk aturan tata tertib di suatu sekolah, sehingga hal tersebut menjadi sebuah makna bahwasannya sebagai suatu keberhasilan dalam pembinaan disiplin di sekolah dalam bidang pendidikan, dan hal tersebut tentunya akan memberikan efek positif bagi siswa agar untuk tidak mengulangi perbuatan yang melanggar aturan di sekolah. SMK Negeri 1 Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman merupakan salah satu menengah kejuruan yang tentunya sudah memiliki tujuan untuk dapat mempersiapkan peserta didik agar nantinya kelak berguna di tengah-tengah masyarakat sekitar, hal tersebut juga diiringi dengan diberikannya bekal atau skill yang tentunya dibutuhkan untuk nantinya dapat memenuhi kebutuhan sumber daya manusia. SMK Negeri 1 Sintuk Toboh Gadang telah melakukan serangkaian bentuk pembinaan disiplin pada peserta didik setiap harinya, salah satunya seperti memberikan sanksi atau hukuman bagi siswa yang telah melanggar aturan tata tertib yang ada di sekolah. Pelaksanaan pembinaan disiplin peserta didik di SMK Negeri 1 Sintuk Toboh Gadang sendiri, prosesnya dilaksanakan oleh sebuah tim yang dibentuk oleh pihak sekolah melalui sebuah program yang bernama Tim Gerakan Disiplin Sekolah atau GDS. Dengan adanya dibentuk Tim Gerakan Disiplin Sekolah nantinya mampu diharapakan menciptakan disiplin siswa yang lebih baik lagi dilingkungan sekolah yang tentunya telah menerrapkan ini Debi, 2019110. Aktivitas yang dilaksanakan oleh tim GDS mulai dari kegiatan pemantauan, hingga kegiatan seperti pemberian hukuman atau sanksi dan tindak lanjutnya bagi peserta didik yang telah melanggar aturan tata tertib di sekolah, dimana keseluruhan pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik disekolah, dimasukkan kedalam buku kasus dan memberikan bobot pelanggaran seusai dengan jenis pelanggaran yang telah dilakukan oleh siswa. Pembinaaan disiplin jangan sampai pada pelaksanaan pembinaan disiplin di sekolah hanya dijalankan dengan mengandalkan pemberian sanksi dan hukuman saja, ditambah lagi belum mengarah kepada suatu perubahan yang mendidik, memperbaiki, dan juga meningkatkan perubahan tingkah laku peserta didik yang lebih baik. Hal ini akan berakibat pada masih ditemui siswa yang masih melanggar tata tertib yang ada disekolah, dan masih banyak ditemui siswa yang melakukan kesalahan atau pelanggaran yang berulang-ulang, hal ini dikarenakan siswa mengetahui bahwasannya ia tidak akan mendapatkan hukuman yang berat ketika melanggar aturan tata tertib disekolah. Sejalan dengan beberapa hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis saat melakukan kegiatan Praktek Lapangan Kependidikan atau PLK mulai bulan Juli hingga bulan November 2019 di SMK Negeri 1 Sintuk Toboh Gadang, terdapat beberapa fenomena sebagai berikut, siswa yang datang terlambat ke sekolah masih sering ditemui saat jam masuk sekolah sudah berbunyi, beragam pelanggaran yang dilakukan siswa di sekolah, mulai dari terlambat datang ke sekolah, tidak mengikuti kegiatan upacara bendera, kultum pagi hingga tidak memakai atribut lengkap. 14 Pembinaan Disiplin Siswa Pada Sekolah Menengah Kejuruan SCHOULID Indonesian Journal of School Counseling Open Access Journal METODE Penelitian ini sendiri termasuk kedalam sebuah penelitian deskriptif, dengan memakai pendekatan kuantitatif. Adapun variabel dalam penelitianin ini sendiri adalah terdiri dari satu variabel. Dengan hal demikian penelitian ini sendiri akan mencoba untuk mampu menggambarkan bagaimana bentuk pembinaan disiplin peserta didik yaitu dilihat dari pembinaan disiplin peserta didik melalui pemberian keteladanan oleh tim GDS, selanjutnya adalah pemberian keteladanan peserta didik dilihat dari pemberian motivasi, yang ketiga adalah pembinaan disiplin melalui pemberian sanksi atau hukuman oleh tim GDS, serta melihat bagaimana pembinaan peserta didik dilihat dari pengawasan oleh tim GDS di sekolah. Populasi menurut ahli Sukardi 201253 sendiri adalah kesemua anggota kelompok dapat seperti manusia, juga binatang, bisa juga persitiwa, ataupun bentuk benda yang berada atau tinggal dalam suatu tempat atau lokasi secara berencana dan tentunya menjadi target atau sasaram dalam sebuah penelitian. Adapun gambaran sebaran populasi pembinaan disiplin di sekolah menengah kejuruan negeri 1 Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 1. Sebaran Populasi Sampel menurut Arikunto 2010174 merupakan sebagian atau dapat dikatakan sebagai sebuah wakil populasi yang tentunya nanti akan diteliti. Sampel penelitian ini sendiri mengambil dengan teknik simple random sampling, yang artinya adalah teknik sampling yang tentunya dipilih secara acak, dan tentunya hal ini mengakibatkan setiap unsur memiliki kesempatan yang sama tentunya untuk dapat terpilih menjadi sampel. Adapun sampel dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel dibawah Tabel 2. Sebaran Sampel Maulana, V & Nellitawati, N 15 SCHOULID Indonesian Journal of School Counseling Open Access Journal HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini yang terdiri dari empat indikator dalam penelitian diantaranya pemberian keteladanan, pemberian sanksi atau hukuman, pemberian motivasi, pengawasan oleh tim gerakan disiplin sekolah mendapatkan hasil sebagai berikut. Dalam hasil pengolahan data pembinaan disiplin siswa melalui pemberian keteladanan yang diberikan oleh tim gerakan disiplin sekolah diperoleh sebagai berikut, skor tertinggi terdapat pada pernyataan tim gerakan disiplin sekolah ikut berpartisipasi menjaga kebersihan lingkungan sekolah dengan perolehan skor rata-rata 3,73, sedangkan skor rata-rata yang mendapatkan perolehan terendah terdapat pada pernyataan tim gerakan disiplin sekolah datang dan pulang sekolah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan pihak sekolah dengan skor rata-ratasebesar 3,24. Maka skor umum rata-rata untuk indikator pemberian keteladanan oleh tim gerakan disiplin sekolah mempunyai skor 3,52, tentunya ini berartu pembinaan disiplin siswa melalui pemberian keteladanan melalui pemberian keteladanan sudah dilaksanakan dengan cukup baik. Hal ini tentunya sejalan dengan pentingnya guru untuk selalu menjadi teladan yang baik agar dapat dicontoh oleh peserta didik di sekolah. Teladan baik yang sangat perlu agar diterapkan oleh guru bisa seperti cara bertutur kata, tata krama maupun contoh berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari Karso, 2019. Seorang pendidik atau guru tentunya harus dapat tampil menjadi teladan yang baik dalam kehidupannya sehari-hari, karena keberhasilan siswa juga bergantung pada kualitas kesungguhan, dari segi keikhlasan dani karakteristik pendidik yang akan diteladani, seperti contohnya saja guru yang selalu menggunakan pakaian yang rapi, bagusnya kualitas keilmuan, kepemimpinannya serta keikhlasannya karena dengan adanya pemberian keteladanan ini juga mampu memelihara dan juga membawa suatu keadaan seperti yang seharusnya atau sesuai dengan yang berlaku Sudjana, 2010199 yang dalam hal ini adalah segala aturan yang telah berlaku dan juga telah ditetapkan oleh sekolah dan nantinya untuk dipatuhi. Selanjutnya untuk hasil penelitian untuk indikator kedua yaitu pemberian sanksi atau hukuman oleh tim gerakan disiplin sekolah diperoleh hasil sebagai berikut, untuk hasil skor paling tinggi terdapat dalam pernyataan tim gerakan disiplin sekolah memberi surat pemberitahuan kepada orang tua bagi siswa yang telah melakukan pelanggaran berulang kali dengan perolehan skor rata-rata 3,78. Sedangkan untuk perolehan skor terendah terdapat pada pernyataan tim gerakan disiplin sekolah menghukum siswa yang diketahui membuang sampah sembarangan dengan perolehan skor 3,31. Untuk secara keseluruhan indikator kedua ini memperoleh skor rata-rata 3,53 yang berarti pelaksanaan pembinaan disiplin siswa melalui pemberian sanksi atau hukuman dilakukan dengan cukup baik. Pembinaan terhadap segala tata tertib peserta didik dilakukan terutama bagi peserta didik yang sering melakukan pelanggaran, dalam hal ini guru atau personel pembinaan disiplin siswa di sekolah harus mampu menjadi pembimbing yang bertugas untuk mendisiplinkan para peserta didik di sekolah Mulyasa, 2005370. Hukuman tentunya akan selalu mengandung rasa tidak senang atau tidak enak pada peserta didik, oleh karenanya sanksi atau hukuman yang akan diberikan harus mempertimbangkan sesuai dengan kesalahan yang diperbuatnya dan tentunya 16 Pembinaan Disiplin Siswa Pada Sekolah Menengah Kejuruan SCHOULID Indonesian Journal of School Counseling Open Access Journal menghindari pemberian sanksi atau hukuman fisik atau keras kepada peserta didik Supriyadi dkk, 2014. Hakikatnya sebuah sanksi atau hukuman diharapkan mampu membuat siswa jera dan tidak mau lagi mengulagi perbuatan yang telah melanggar aturan di sekolah dan yang pada akhirnya secara tidak langsung akan membentuk kepribadian yang bermoral dan tentunya berdisiplin. Dan pembinaan disiplin melalui pemberian sanksi atau hukuman ini juga suatu bentuk kegiatan yang terus mengarahkan kepada hal yang lebih baik untuk mencapai sebuah perubahan, kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, dan juga berbagai hal lainnya Thoha, 2005182. Pada inidikator ketiga dalam penelitian yaitu pembinaan disiplin siswa melalui pemberian motivasi oleh tim gerakan disiplin sekolah diperoleh hasil sebagai berikut, hasil skor paling tinggi terdapat pada pernyataan tim gerakan disiplin sekolah menampilkan siswa yang tidak pernah melanggar aturan sekolah saatu upacara bendera agar di contoh oleh siswa lainnya dengan perolehan skor 3,88. Sedangkan untuk skor terendah terdapat dalam pernyataan pembinaan disiplin siswa melalui pemberian motivasi oleh tim gerakan disiplin sekolah terdapat pada pernyataan tim gerakan disiplin sekolah memberikan semangat kepada siswa untuk dapat mematuhi aturan di sekolah dengan skor 3,28. Secara umum skor rata-rata dari indikator pembinaan disiplin siswa melalui motivasi memperoleh skornya sebersar 3,55 tentunya hal ini menyatakan bahwa proses pembinaan disiplin siswa melalui pemberian motivasi telah dilakukan dengan cukup baik. Hal ini tentunya sejalan dengan motivasi yang merupakan suatu bentuk kondisi yang dimiliki oleh siswa untuk dapat bertingkah laku. Memotivasi siswa agar mampu untuk bersikap dan juga bertingkah laku yang santun atau baik. Siswa yang masih melanggar aturan yang seharusnya tidak dilakukan atau dikerjakan hal ini akibat dari pada diri siswa yang tidak terangsang untuk melakukan sesuatu yang tepat atau sesuai, maka dari itu sangat perlu adanya bagi guru yang harus memberikan rangsangan atau motivasi kepada siswa untuk melakukan kelakuan yang tepat dan taat. Hal ini juga sejalan dengan motivasi yang bisa menjadi sebuah hal yang diinginkan dan diterima oleh peserta didik Hadiyanto, 201471. Salah satu tujuan yang akan dicapai dengan pembinaan disiplin siswa melalui motivasi menurut ahli Wahjosumidjo, 2011242, adalah timbulnya tingkta peran, serta inisiatif siswa dalam menerapkan kedisiplinan siswa di sekolah. Dengan adanya tindakan pemberian motivasi ini mampu membuat peserta didik untuk membiasakan dan menerapkan serta memahami segala bentuk kewajibannya, tepat dan telii dan teliti dalam melakukan segala tugasnya, dan dibarengi dengan motivasi dalam dirinya agar selalu bertanggung jawab Makmum, 2006113. Selanjutnya pada indikator keempat dalam penelitian ini yaitu pembinaan disiplin siswa melalui pengawasan oleh tim gerakan disiplin sekolah memperoleh hasil sebagai berikut, untuk skor tertinggi terdapat dalam pernyataan tim gerakan disiplin sekolah memeriksa poin pelanggaran siswa yang ada di dalam buku kasus dengan perolehan skor 3,56. Sedangkan perolehan skor tertinggi terdapat pada pernyataan tim gerakan disiplin sekolah mengawasi siswa yang berkeliaran di luar lingkungan sekolah dengan skor rata-rata 3,27. Untuk secara keseluruhan skor rata-rata pada indikator pembinaan disiplin siswa melalui pengawasan mendapatkan skor 3,41 yang tentunya hal ini menunjukkan Maulana, V & Nellitawati, N 17 SCHOULID Indonesian Journal of School Counseling Open Access Journal bahwa pembinaan disiplin siswa melalui penawasan oleh tim gerakan disiplin sekolah sudah dilakukan dengan cukup baik. Hal ini tentunya sejalan dengan pengawasan terhadap pelaksanaan tata tertib yang merupakan sebuah bentuk dari usaha yang sangat dibutuhkan terhadap pelaksanaan disiplin siswa Fathoni dalam Nellitawati, 2006127. Pengawasan sendiri merupakan sebuah bentuk usaha yang dapat dilakukan apakah telah sesuai atau tidak susesianya dari sasaran yang telah ditetapkan Gitosudarmo dalam Novia2017. Pengawasan dalam sebuah bentuk efektifitas program, seperti kendala apa yang ditemui, sehingga nantinya dapat menentukan sebuah langkah upaya penanggulangannya, hal ini merupakan salah satu cara untuk dapat meminimalisirkan penyimpangan-pentimpangan yang terjadi saat dilaksanakannya pengawasan Sabandi, 2019. Dengan adanya pengawasan yang dilakukan ini diharapkan mapu membawa siswa untuk mampu sesuai dengan tatanan nilai, norma dan juga ketentuan yang sudah berlaku di sebuah lingkungan sekolah Hadiyanto, 201468. Dengan pengawasan yang membuat siswa bisa disiplin akan sangat membantu siswa agar mampu tumbuh dengan adanya kepercayaan serta dengan kontrol diri yang tentunya baik, sehingga dapat membantu terbentuknya sebuah esadaran diri untuk tetap dapat hidup baik, tenang dan bertanggung jawab Rohman, 2018. Dari hal pengawasan ini jugalah akan terbentuk suatu kepatuhan dan juga ketaatan peserta didik terhadap segala aturan yang ada dan telah ditetapkan yang berkaitan dengan kehidupan sekolah pada umumnya dan pada pelaksanaan proses pembelajaran sifat khususnya Gistituati, 201331. KESIMPULAN Berdasarkan analisa data dari hasil penelitian yang dilakukan serta pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat diambil kesimpulan mengenai pembinaan disiplin siswa di SMK Negeri 1 Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman yaitu, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sintuk Toboh Gadang juga telah mempunyai sebuah tim yang khusus untuk melaksanakan kegiatan pembinaan tersebut agar lebih terarah, dengan membentuk tim bernama Gerakan Disiplin Sekolah. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman melalui penelitian ini pelaksanaan pembinaan disiplin siswa di sekolah tersebut masuk dalam kategori cukup baik dengan skor rata-rata 3,50. Hal ini berarti sekolah telah melaksanakan kegiatan pembinaan disiplin siswa oleh tim Gerakan Disiplin Sekolah dengan cukup baik. REFERENSI Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Yogyakarta Rineka Cipta. Dilah, Debi. 2019. Gerakan Disiplin Sekolah GDS Skripsi Analisi Praktik Pendisiplinan Siswa di SMP Negeri 11 Madiun Dalam Perspektif Disiplin Tubuh dan Hukuman Michel Foucault. Diakses pada tanggal 31 Januari 2020, Pukul WIB. Fatkhur Rohman. 2018. Peran Pendidik Dalam Pembinaan Disiplin Siswa di Sekolah/Madrasah. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Arab, Ihya Al-Arabiyah Vol 4, No 1, 2018. Diakses tanggal 11 Maret 2020, Pukul 18 Pembinaan Disiplin Siswa Pada Sekolah Menengah Kejuruan SCHOULID Indonesian Journal of School Counseling Open Access Journal Gistituati, Nurhizrah. 2013. Manajemen Berbasis Sekolah Manajemen Program Non Akademik dan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat. Padang UNP Press. Hadiyanto, 2014. Manajemen Peserta Didik Bernuansa Pendidikan Karakter, Padang UNP Makmum, Mubayidh. 2006. Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak. Jakarta Pustaka Al-Kautsar. Sabandi, Ahmad. 2019. Pelaksanaan Pengawasan Oleh Atasan Langsung di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Bahana Manajemen Pendidikanm Volume 8 Nomor 1 Tahun 2019, ISSN 2614-6576 Diakses tanggal 16 Mei 2020, Pukul Santoso, Yulianto. 2017. Analisa dan Perancangan Sistem Absensi Siswa Berbasis WEB dan SMS Gateway. Jurnal Matrik, Vol. 16 No. 2 Mei, 2017 Diakses tanggal 16 Mei 2020, Pukul Sudjana. 2010. Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Noformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung Falah Production. Sukardi, 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara. Thoha, Mifta. 2005. Dimensi-dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada. Wahjosumidjo. 2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada. Nellitawati. 2012. Kontribusi Pengawasan Kepala Sekolah Terhadap Disiplin Kerja Guru SMA Negeri di Kecamatan Koto Tangah Padang. PEDAGOGI, Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan. Volume XII November 2012. Diakses tanggal 04 April 2020, Pukul Mulyasa, Enco. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung Remaja Rosdakarya. Karso. 2019. Keteladanan Guru Dalam Proses Pendidikan Di Sekolah. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang 12 Januari 2019. Diakses tanggal 04 April 2020, Pukul Supriyadi, Acep dkk. Efektivitas Pemberian Sanksi Bagi Siswa Pada Pelanggaran Tata Tertib Di SMP 2 Kapuas Timur Kabupaten Kapuas. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Volume 4, Nomor 8, November 2014. Diakses tanggal 04 April 2020, Pukul Novia Wahyu Wardani, dkk. Keteladana Guru Sebagai Penguat Proses Pendidikan Karakter. UCEJ, Vol. 2 April 2017, Hal 59-60 ISSN 2541-6693. . Diakses tanggal 04 April 2020, Pukul ... Salah satu yang menjadi ciri utama dari berhasilnya dan berjalannya pembinaan disiplin di suatu sekolah adalah semakin berkurangnya jumlah siswa yang melanggar segala bentuk aturan tata tertib di suatu sekolah, sehingga hal tersebut menjadi sebuah makna bahwasannya sebagai suatu keberhasilan dalam pembinaan disiplin di sekolah dalam bidang pendidikan, dan hal tersebut tentunya akan memberikan efek positif bagi siswa agar untuk tidak mengulangi perbuatan yang melanggar aturan di sekolah [2]. SMK 1 Muhammadiyah Sangatta Utara merupakan salah satu menengah kejuruan yang tentunya sudah memiliki tujuan untuk dapat mempersiapkan peserta didik agar nantinya kelak berguna di tengah-tengah masyarakat sekitar, hal tersebut juga diiringi dengan diberikannya bekal atau skill yang tentunya dibutuhkan untuk nantinya dapat memenuhi kebutuhan sumber daya manusia. ...Ayu Amruni Damayanti Ayu amruniSiti MaryamRetno SeptianiAyu Apriliana DewiThe writing of this article is motivated by the problem of students who are less disciplined at school. The causal factors are fixed very variously. Consequently, this article aims to describe the management of student discipline development in SMK 1 Muhammadiyah. In writing, this article is a type of qualitative descriptive research. Data collection techniques using interviews, observation, and documentation. While the analysis tool is to uses data condensation, presenting data, and drawing and drawing conclusions. This study shows that the management of disciplinary development is contained in a corrective plan through steps that are applied to students with problems. Organizing is carried out in collaboration between BK teachers, student affairs, and homeroom teachers. Students often encounter implementation through socialization with various media or the right way. Supervision is carried out in two ways by the principal, namely field observations and receipt of weekly and monthly reports. Based on the explanation above, the role of school personnel in fostering student discipline at SMK 1 Muhammadiyah North Sumatra can primarily be categorized as "good" at this time. This research can be recommended to school personnel to pay more attention and monitor and provide discipline guidance to students to be more disciplined in school. Keywords student coaching, discipline managementBesse Intan PermatasariTri Hariyati Nur Indah SariTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah persepsi kedisiplinan diri memiliki pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional survey dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian dipilih dari populasi N = 64 secara random sebanyak sebanyak 55 siswa dengan berpedoman pada tabel Isaac & Michael. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner persepsi kedisiplinan diri siswa yang telah melalui uji validitas dan memiliki reliabilitas tinggi dengan koefisien Alfa Cronbach sebesar 0,71. Sedangkan data mengenai hasil belajar matematika diperoleh dari ujian harian matematika. Data diolah menggunakan analisis statistik regresi linear sederhana dan hasil analisis menunjukkan bahwa sebanyak 7 siswa dengan persepsi kedisiplinan diri kategori rendah, 35 siswa kategori sedang, dan 13 siswa kategori tinggi. Persepsi kedisiplinan diri memiliki hubungan positif linear dengan hasil belajar matematika dan memberi konstribusi sebesar 31,8% dari variansi hasil belajar matematika R = 0,564; R2 = 0,318; β1 = 1,679; p < 0,05. Penelitian ini menganjurkan untuk mengembangkan kedisiplinan diri dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Hadiyanto HadiyantoPenulisan buku ini didorong oleh suatu permasalahan di mana banyak kalangan hanya memahami bahwa manajemen peserta didik adalah sekedar mengurusi 'pendataan peserta didik' sehingga tugas utama dari pengelolaan peserta didik belum tersentuh. Di samping itu, dewasa ini bangsa Indonesia sering dikejutkan oleh perilaku peserta didik, baik di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan bahkan mahasiswa di perguruan tinggi sangat mudah tersulut emosinya untuk kemudian beramai­ramai berkelahi clan tawuran. Para kepala sekolah perlu diingatkan bahwa di antara tugas dalam manajemen peserta didik adalah membuat perilaku peserta didik menjadi lebih berkarakter. Sementara itu, buku referensi yang secara khusus mendiskusikan tentang manajemen peserta didik, yang kemudian dikaitkan dengan pendidikan karakter masih sangat minim. Oleh karena itu, sebagai seorang yang menekuni bidang garapan administrasi atau manajernen pendidikan, penulis merasa terpanggil untuk menghadirkan buku tentang manajemen peserta didik yang bernuansa pendidikan karakter sebagai referensi, bahan kajian dan diskusi bersama para praktisi, ilmuwan atau mereka yang sedang menekuni bidang manajemen peserta didik dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan atau peningkatan pelaksanaan praktis di lapangan. Tidak kalah pentingnya, adalah untuk membantu kepala sekolah membuat peserta didik menjadi lebih berkarakter. Manajemen peserta didik, sebenarnya merupakan upa­ya manajerial kepala sekolah untuk membantu atau memfasilitasi guru mewujudkan empat pilar pembelajaran di sekolah, yaitu 1 learning to know, 2 learning to do, 3 learning to live together, dan 4 learning to be. Kehadiran buku ini diharapkan mampu mengubah pernahaman banyak kalangan bahwa manajemen peserta didik tidak sesempit dari pemahaman yang ada selama SantosoAhmad Wilda YuliantoDalam melakukan pengawasan kehadiran siswa/siswi di sekolah, merupakan kewajiban bersama antara pihak sekolah dengan orang tua/wali siswa. Terkadang ada beberapa siswa yang melakukan kecurangan tidak masuk sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah atau orang tua/wali siswa. Padahal siswa tersebut berpamitan untuk pergi sekolah, tetapi pada kenyataannya siswa tersebut tidak masuk sekolah. Permasalahan seperti ini tentunya meresakan pihak sekolah ataupun orang tua/wali. Sistem absensi siswa yang dilakukan selama ini masih besifat manual dengan mempertimbangkan juga jumlah mata pelajaran dalam satu dengan permasalahan di atas tentunya pihak orang tua/wali yang putra/putrinya belajar di sekolah, tentunya dapat memantau putra/putrinya masuk untuk mengikuti pelajaran, meninggalkan kelas tanpa izin atau tidak masuk. Memperhatikan permasalah tersebut, diperlukan sistem absensi siswa secara elektronik berbasis web dan sms gateway. Metode yang digunakan dalam membangun sistem ini adalah metode prototipe. Tahapan dalam metode prototipe pengumpulan kebutuhan, membangun prototyping, evaluasi protoptyping, mengkodekan sistem, menguji sistem, evaluasi sistem dan menggunakan sistem. Tujuan penelitian memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan berupa mengelola absensi siswa secara elektronik, dalam upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas pengolahan data serta meminimalkan terjadi kesalahan yang dilakukan oleh pengguna Penelitian. Yogyakarta Rineka CiptaSuharsimi ArikuntoArikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Yogyakarta Rineka Disiplin Sekolah GDS Skripsi Analisi Praktik Pendisiplinan Siswa di SMP Negeri 11 Madiun Dalam Perspektif Disiplin Tubuh dan Hukuman Michel Foucault. Diakses pada tanggal 31 Januari 2020Debi DilahDilah, Debi. 2019. Gerakan Disiplin Sekolah GDS Skripsi Analisi Praktik Pendisiplinan Siswa di SMP Negeri 11 Madiun Dalam Perspektif Disiplin Tubuh dan Hukuman Michel Foucault. Diakses pada tanggal 31 Januari 2020, Pukul Pendidik Dalam Pembinaan Disiplin Siswa di Sekolah/Madrasah. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra ArabFatkhur RohmanFatkhur Rohman. 2018. Peran Pendidik Dalam Pembinaan Disiplin Siswa di Sekolah/Madrasah. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Arab, Ihya Al-Arabiyah Vol 4, No 1, 2018. Diakses tanggal 11 Maret 2020, Pukul dan Kesehatan Emosional AnakMubayidh MakmumMakmum, Mubayidh. 2006. Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak. Jakarta Pustaka Program Pendidikan untuk Pendidikan Noformal dan Pengembangan Sumber Daya ManusiaSudjanaSudjana. 2010. Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Noformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung Falah Penelitian PendidikanSukardiSukardi, 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Bumi Prima Ilmu Administrasi Negara. Jakarta PT. Raja Grafindo PersadaMifta ThohaThoha, Mifta. 2005. Dimensi-dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada. Contoh Sikap Disiplin di Sekolah – Disiplin adalah bentuk ketaatan dan pengendalian diri terkait dengan rasionalisme, kesadaran, dan tanpa emosi. Disiplin menjadi bentuk pengendalian diri terhadap ketaatan aturan yang dilakukan dari pertimbangan rasional. Menurut KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia, disiplin adalah [1] tata tertib di sekolah, kemiliteran, dan sebagainya; [2] ketaatan kepatuhan kepada peraturan tata tertib dan sebagainya; [3] bidang studi yang memiliki objek, sistem, dan metode tertentu. Sikap disiplin mendorong individu untuk patuh dan mengikuti prinsip serta aturan yang berlaku. Disiplin menjadi sikap yang sangat penting untuk dimiliki setiap orang di berbagai tempat. Disiplin perlu diterapkan di rumah, lingkungan masyarakat, tempat kerja, hingga lingkungan sekolah. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas berbagai macam contoh sikap disiplin di sekolah yang penting untuk diterapkan siswa, sehingga menciptakan ketertiban, kepatuhan, serta melatih untuk tepat waktu dalam segala hal. 1. Datang ke Sekolah Sebelum Bel Masuk Berbunyi Pertama, siswa harus datang tepat waktu ke sekolah, yakni sebelum bel masuk sekolah berbunyi. Umumnya bel masuk sekolah berbunyi tepat jam 7 pagi. Siswa hendaknya sudah masuk ke sekolah dan ruang kelas sebelum jam 7 pagi. Untuk menerapkan sikap disiplin yang satu ini, kita bisa bangun lebih awal, kemudian berangkat ke sekolah pagi-pagi untuk menghindari kemacetan dan hal lain yang dapat menyebabkan keterlambatan. Setidaknya jam 6 lebih 15 menit sudah berangkat atau setengah tujuh sudah berangkat jika jarak rumah ke sekolah dekat. 2. Memakai Seragam Sesuai Aturan Sekolah Disiplin yang kedua berkaitan dengan patuh aturan berseragam di sekolah. Artinya, kita harus taat dengan ketentuan seragam, sepatu, dasi, baju, dan lain sebagainya sesuai yang telah ditetapkan pihak sekolah. Misalnya sekolah mengharuskan siswa memakai sepatu hitam, memasukkan baju ke celana, memakai seragam yang tidak ketat, memakai dasi, memakai kaos kaki, memakai sabuk, memakai topi, celana tidak boleh pendek, dan seragam harus dipakai sesuai harinya. 3. Mengumpulkan PR atau Tugas Tepat Pada Waktunya Contoh sikap disiplin di sekolah yang selanjutnya adalah mengumpulkan pr atau tugas sekolah tepat pada waktunya. Untuk bisa mengumpulkan pr tepat waktu, maka kita harus mengerjakannya di rumah sebelum hari pengumpulan. Alangkah baiknya di malam hari kita belajar dan mengecek apakah ada pr atau tidak. Jika ada, maka kita bisa mengejakan pr tersebut sambil belajar materi pelajaran yang telah diajarkan guru sebelumnya. 4. Mengikuti Upacara Bendera Umumnya kegiatan upacara bendera diadakan di hari senin pagi. Siswa diwajibkan untuk mengikuti upacara bendera dengan mengenakan seragam yang lengkap dan hadir ke lapangan sebelum upacara dimulai. Untuk itu, siswa perlu berangkat lebih pagi agar tidak terlambat mengikuti upacara. 5. Menghadiri Rapat OSIS Tepat Waktu Jika ada undangan rapat OSIS, siswa harus hadir ke tempat rapat sebelum rapat dimulai. Sikap disiplin ini sangat penting untuk melatih siswa selalu tepat waktu dalam berbagai macam urusan, undangan, dan janji. 6. Membawa Semua Buku Pelajaran Sesuai Harinya Jika hari senin ada pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, Seni Budaya, dan Sejarah, maka siswa harus membawa semua buku tersebut. Hal ini harus selalu dilakukan setiap hari di sekolah, di mana buku-buku harus sesuai dengan jadwal dan tidak boleh ada yang tertinggal atau lupa membawa. Sikap disiplin yang satu ini dapat melatih siswa untuk teliti dalam berbagai macam urusan. Ketelitian sangat penting untuk mendukung berbagai macam kegiatan dan pekerjaan setiap orang. 7. Datang Pagi jika Ada Jadwal Piket Jika hari jadwal piket kita sudah tiba, maka kita harus berangkat ke sekolah pagi-pagi sekali untuk menjalankan tugas piket seperti menyapu kelas, membersihkan papan tulis, mengisi spidol, mengepel lantai, dan sebagainya. 8. Memasuki Ruang Kelas Sebelum Bel Masuk Berbunyi Siswa harus sudah memasuki ruang kelas setidaknya 10 menit sebelum bel masuk berbunyi. Siswa juga harus menjaga sikap di ruang kelas seperti tidak membuat gaduh, menyiapkan buku pelajaran, menata tas, duduk rapi, bersiap berdoa, dan sebagainya. 9. Ketika Bel Istirahat Berbunyi, Siswa Segera Menggunakan Waktu Istirahat dengan Maksimal Jika bel istirahat sudah berbunyi, biasanya guru akan segera mengakhiri pelajaran. Siswa hendaknya langsung istirahat, membeli jajan, atau aktivitas lainnya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Gunakan jam istirahat dengan maksimal untuk menyegarkan kembali pikiran, mengatasi lapar dengan makan, dan sebagainya. 10. Ketika Bel Selesai Istirahat Berbunyi, Siswa Segera Masuk ke Ruang Kelas Selanjutnya jika bel selesai istirahat susah berbunyi, maka siswa harus mengakhiri segala aktivitas di luar kelas dan segera memasuki ruang kelas. Siswa hendaknya sudah duduk rapi dan teratur menunggu guru pelajaran selanjutnya datang. 11. Membuang Sampah Pada Tempatnya Disiplin juga berkaitan dengan kebersihan lingkungan, salah satunya adalah dengan membuang sampah di tempatnya. Biasanya sekolah-sekolah sudah menyediakan tempat sampah untuk setiap kelas, oleh sebab itu kita harus membuang sampah di tempat sampah yang ada. 12. Mengembalikan Buku Perpustakaan Tepat Waktu Contoh tindakan disiplin di sekolah selanjutnya adalah mengembalikan buku yang dipinjam dari perpustakaan tepat pada waktunya. Oleh sebab itu, kita harus selalu ingat kapan waktu pengembalian jika meminjam buku perpus. Terlebih jika lupa mengembalikan atau telat bisa terkena denda uang dari perpustakaan. 13. Segera Pulang ke Rumah ketika Bel Pulang Berbunyi Siswa harus segera kembali ke rumah ketika bel pulang sudah berbunyi. Hal yang harus dilakukan saat itu adalah merapikan buku ke dalam tas, duduk dan berdoa bersama guru, kemudian bersalaman terlebih dahulu dengan guru, baru kemudian pulang. 14. Memperhatikan dan Mendengarkan Guru saat Mengajar Contoh disiplin berikutnya adalah memperhatikan ketika guru sedang menyampaikan materi pelajaran. Siswa tidak boleh mengobrol dengan temannya, tidur, atau bahkan berisik di dalam kelas. Siswa harus fokus dengan pelajaran agar materi dan ilmu yang diberikan guru dapat diterima dengan mudah. 15. Bersikap Sopan Santun terhadap Semua Warga Sekolah Disiplin juga berkaitan dengan sikap sopan santun yang harus dilakukan oleh siswa kepada seluruh warga sekolah, mulai dari teman, guru, staf, pegawai, dan lainnya. Misalnya ketika ingin masuk ruangan guru, maka kita harus mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Kemudian jika ada guru lewat di depan kita, maka kita hendaknya berdiri dan memberi hormat atau mempersilahkan guru lewat. 16. Membayar Uang Kas Tepat Waktu Biasanya kelas menerapkan aturan membayar uang kas tiap beberapa minggu sekali untuk mengumpulkan dana demi memenuhi kebutuhan kelas. Untuk itu, siswa perlu membayar uang kas tepat pada waktunya, tidak boleh menunggak, atau pura-pura lupa membayar kas. Baca juga Contoh sikap jujur di sekolah 17. Minta Izin dari Guru jika Ingin Meninggalkan Kelas Misalnya tubuh kita tiba-tiba sakit dan butuh istirahat, maka kita harus izin ke UKS kepada guru yang sedang mengajar. Jangan sampai kita keluar kelas tanpa sepengetahuan guru atau bahkan sengaja meninggalkan kelas untuk menghindari materi pelajaran. 18. Menggunakan Sepatu Berwarna Hitam Umumnya sekolah-sekolah menerapkan aturan wajib memakai sepatu hitam kepada siswanya. Oleh sebab itu, siswa hendaknya memakai sepatu yang berwarna hitam polos, hindari sepatu dengan warna putih atau warna-warna lain yang mencolok. 19. Memakai Dasi, Topi, atau Peci Songkok Jika sekolah menerapkan aturan untuk memakai dasi, topi, atau peci, maka siswa hendaknya memakai atribut tersebut dengan baik dan rapi. Untuk itu, sebelum pergi ke sekolah, kita harus mengecek apakah dasi dan topi sudah dipakai atau belum. Jika lupa memakai, biasanya sekolah akan memberi sanksi kepada siswa untuk menimbulkan efek jera. 20. Baju Dimasukkan ke Celana dan Memakai Ikat Pinggang Contoh perilaku disiplin di sekolah selanjutnya adalah memasukkan baju ke celana dengan rapi, kemudian memakai ikat pinggang yang berasal dari sekolah hindari memakai ikan pinggang yang bukan dari sekolah karena bisa kena sanksi. Baca juga Contoh sikap toleransi di sekolah 21. Baju Seragam Harus Dipakai Sesuai Harinya Seragam sekolah harus dipakai sesuai dengan harinya, oleh sebab itu kita harus selalu ingat hari dan seragam apa yang harus dipakai. Jika kita salah memakai baju seragam, maka risikonya adalah kena malu di sekolah dan mendapat sanksi dari guru BK. 22. Membayar Uang Sekolah Sesuai Waktunya Disiplin yang selanjutnya adalah membayarkan uang sekolah atau spp tepat pada waktunya. Untuk itu, kita perlu memberitahukan hal ini kepada orang tua, sehingga orang tua akan memberi uang kepada kita untuk dibayarkan ke sekolah. 23. Tidak Berisik dan Membuat Gaduh di Kelas Saat berada di dalam kelas, murid tidak boleh berisik dan membuat gaduh sehingga mengganggu jam pelajaran dan mengganggu kelas lain. Untuk menerapkan hal ini, biasanya murid yang berisik akan dikenakan sanksi dari teman satu kelasnya atau dari guru yang sedang mengajar. 24. PR Dikerjakan di Rumah, Bukan di Sekolah PR merupakan singkatan dari Pekerjaan Rumah, jadi pr adalah tugas yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan di rumah. Sebagai siswa, tidak boleh kita mengerjakan pr di sekolah karena hal tersebut tidak mencerminkan sikap disiplin dan patuh aturan. 25. Membuat Surat Izin jika Tidak Bisa Berangkat Sekolah Terakhir, jika siswa tidak bisa hadir di sekolah, maka harus ada surat izin yang jelas dan tidak mengada-ada. Biasanya surat izin ini berisi tentang siswa yang sakit, siswa ada acara keluarga, ada keluarga yang meninggal, dan sebagainya. Penutup Sekian pembahasan kali ini tentang contoh sikap disiplin di sekolah yang penting untuk melatih kepatuhan kita terhadap aturan serta melatih kita agar selalu tepat waktu. Disiplin di sekolah harus dijalankan sejak dari rumah, yakni menyiapkan buku pelajaran, berangkat pagi, hingga segera pulang jika pelajaran berakhir. SosiologiSalah satu contoh pembinaan sikap disiplin siswa di SMK adalah?berlatih dalam kegiatan upacaramengikuti kegiatan ekstrakurikulermenerapkan perilaku tepat waktu dalam setiap kegiatanmasuk kelas tidak tepat waktuSemua jawaban benarJawaban yang benar adalah C. menerapkan perilaku tepat waktu dalam setiap dari Ensiklopedia, salah satu contoh pembinaan sikap disiplin siswa di smk adalah menerapkan perilaku tepat waktu dalam setiap dan PenjelasanMenurut saya jawaban A. berlatih dalam kegiatan upacara adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama saya jawaban B. mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan saya jawaban C. menerapkan perilaku tepat waktu dalam setiap kegiatan adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di saya jawaban D. masuk kelas tidak tepat waktu adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah C. menerapkan perilaku tepat waktu dalam setiap kegiatan.

salah satu contoh pembinaan sikap disiplin siswa di smk adalah